Di hari keempat kami di Jepang, jadwal kami tidak terlalu padat hanya berputar-putar di area kota seperti ke Sensoji Temple yang terkenal dengan lampion merahnya yang besar, area kappabashi dimana banyak sekali dijual peralatan dapur dan handmade knifenya yang terkenal, ueno park yang terkenal dengan tempat hanami karena sedang musim sakura dan terakhir ke tokyo sky tree yang penampakannya seperti Eiffel Tower. Tapi tanpa disangka, perjalanan di hari ini pun sangat melelahkan karena kami memutuskan untuk berjalan kaki ke tempat-tempat tersebut yang ternyata semuanya berdekatan. Oh ya, per hari ini, hari keempat, kami mengaktifkan JR Pass kami.

JRPASS (Japan Rail Pass)

Seringkali turis bingung mau beli JRPASS atau ga. JRPASS ini dikhususkan untuk semua moda transportasi yang dikelola Japan Railways Group seperti kereta JR (bukan kereta subway biasa) biasanya di station JR juga, fery, bus lalu shinkansen tertentu untuk pergi antar kota. Kereta JR jelas lebih cepat dan lebih bagus daripada kereta biasa dan kalau shinkansen sudah pasti kereta cepat ya. Tapi jangan salah, shinkansen sendiri ada 4 jenis dari yang paling cepat sampai paling lambat, dan yang JRPASS cover ini shinkansen yang paling lambat, tapi walaupun lambat tetap saja namanya shinkansen itu cepat.

Kami memutuskan beli JRPASS yang 7 hari karena mempertimbangkan kami akan sering berpindah kota yaitu dari tokyo ke osaka, osaka ke kyoto, kyoto  ke osaka lagi (karena kami stay di osaka dan kyoto-osaka menggunakan shinkansen hanya 1 jam), osaka ke takayama, dan terakhir takayama ke tokyo. Jadi mengingat harga JRPASS yang ga murah, kita baru untung menggunakan JRPASS kalau dalam itinerary perpindahan kota kita lumayan sering.

JRPASS kami beli di HIS Travel di Indonesia dan akan menerima exchange order. Nah exchange order ini harus ditukar dengan JRPASS yang asli yang berbentuk seperti ‘passport’ dengan cara menukarkan di kantor JR travel center di jepang. Jadi saat beli di Indonesia, belum dapat JRPASS yang asli ya. Di setiap JR Station kalau kita mau naik JR Train, kita harus menunjukkan ‘passport’ JRPASS itu ke petugas bukan tap seperti suica card biasa. Kami memutuskan untuk mengaktifkan JRPASS di hari keempat karena di hari kelima kami akan berpindah kota ke osaka.

Saat di dalam Tokyo, kami tidak memesan reserved tiket untuk setiap kereta JR yang kami naiki, tapi saat perjalanan sudah cukup lama, reserved tiket ini diperlukan ya. Jadi tanpa reserved tiket sebenarnya kita bisa naik JR Train atau shinkansen, tapi harus masuk ke gerbong yang ada khusus non-reserved, dimana biasanya kita berdiri. Ada beberapa turis yang mencoba menyelinap ke gerbong reserved seat dan alhasil diusir oleh petugas pengecek tiket. Cara untuk reserve tiket lumayan gampang, tinggal kita datangi saja kantor JR travel center, kami mendatangi di Shinjuku JR EAST Travel Service Center (New South Gate) untuk menukarkan tiket reserved seat kami selama beberapa hari ke depan (foto diatas). Selama mengantri di dalam kantor JRnya, silakan mengisi formulir yang berisi nama, mau berapa tiket, perjalanan dari mana ke mana, dan jam berapa. Nanti form ini akan ditunjukkan ke petugas counter, dan tiket akan dicetak oleh petugas. Masalahnya, formulir ini semua dalam bahasa Jepang, jadi yang kami lakukan adalah menunjukkan itinerary kami dan dengan menggunakan bahasa Inggris yang kejepang-jepangan si petugas membantu kami untuk memilihkan jam yang pas dan tempat duduknya.

SENSOJI TEMPLE

Kuil ini adalah salah satu yang terkenal dengan lampion merahnya yang besar. Ada beberapa pintu masuk tapi kami memilih pintu masuk dari Nakamise Shopping Street. Nakamise Shopping Street ini amat sangat padat dan ramai, bergerak pun sulit. Saran saya, jangan beli souvenir disini karena semua mahal-mahal dan kebanyakan barang dari China. Di sepanjang jalan ini banyak sekali toko-toko souvenir, baju-baju dan snack. Kami lebih tertarik membeli snacknya

Nakamise Shopping Street
Strawberry Mochi
Melon Pan
bakpao pork dan ginger
Matcha Mochi

Fresh Strawberry yang besar besar sekali
Grilled Ginger dan Matcha Soft Serve

Sesampainya di Sensoji Temple kondisi amat sangat ramai. Kuil ini amat sangat luas. Disini jangan lupa membeli Omamori (jimat), pergi ke tungku untuk mendapatkan hawa good luck, dan ikut mencoba mengambil pembacaan peruntungan.

Kibas-kibas asap abu untuk good luck

Cara mengambil pembacaan peruntungan :

  1. masukkan uang 100 yen
  2. kocok tabung yang berisi sumpit, kocok terus sampai ada sumpit yang keluar. Jangan di jungkir balikkan ya tabungnya. Sumpit yang keluar nanti akan ada tulisan nomornya
  3. Nomor yang tertera di sumpit digunakan untuk mengambil kertas peruntungan dengan cara lihat nomor yang ada di laci-laci sesuaikan dengan sumpit yang keluar dari hasil kocokan tadi
  4. Ambil satu kertas, baca lah peruntungan anda
  5. Jika peruntungannya hasilnya bagus, silakan simpan. Jika kurang baik, ikatkan kertas itu ditempat yang sudah disediakan di luar kuil. Kebetulan peruntungan saya bagus 😀

Keluar dari Sensoji Temple, ada banyak sekali deretan stall-stall makanan. Mulai dari crab sticks, takoyaki, chicken karaage dan lainnya. Dijamin pasti kalap mau membeli semua. Rasanya pun enak-enak. Selesai dari Sensoji Temple kami skip makan siang karena sudah kekenyangan makan snack-snack.

KAPPABASHI

Dari Sensoji Temple kami melanjutkan perjalanan mengikuti jalan-jalan kecil dimana masih banyak penjual kimono dan souvenir-souvenir. Tanpa terasa perjalanan kami sampai di pintu masuk Kappabashi. Sepanjang jalan yang menjual segala jenis peralatan dapur, memasak, dan pembuatan pisau yang terkenal. Tujuan saya ke Kappabashi ini karena ingin membuat pisau dengan ukiran nama saya. Pisau buatan Kappabashi ini terkenal sekali ketajamannya karena konon katanya dibuat oleh keluarga samurai dan dengan kualitas yang sangat baik. Harganya tidak murah, tapi berhubung sudah jauh-jauh sampai di Jepang, saya memutuskan harus beli, karena buat saya yang hobi memasak, pisau itu salah satu ‘sahabat’ di dapur. Buat para pecinta memasak, hati-hati kalap karena banyak sekali barang-barang dapur lucu nan murah disini.

Pisau dengan ukiran arti nama saya ‘butterfly’
pisau saya sedang diukirkan nama saya
ini pisau santouku saya yang berbahan stainless steel dengan handle dari kayu maple
piring-piring lucu
deretan pisau stainless steel dan carbon steel
mangkok, gelas, cawan dengan aneka warna

UENO PARK

Setelah puas berputar-putar di Kappabashi, kami memutuskan untuk mencoba Hanami di Ueno Park. Siapa sangka ternyata seluruh taman sudah penuh. Jadi ternyata untuk Hanami disini harus ada satu orang yang reserve tempat. Oh la la, sebagai turis saya tidak tahu kalau ada sistem seperti ini. Ya sudah lah, akhirnya kami hanya berkeliling Ueno Park sambil melihat persiapan orang-orang untuk Hanami. Ueno Park salah satu tempat yang terkenal untuk melihat pohon-pohon sakura yang sudah bermekaran.

TOKYO SKYTREE

Hari sudah semakin malam sesampainya kami di Tokyo Skytree. Berhubung kami sudah ke Tokyo Tower dan tidak sebegitu wow-nya, kami memutuskan untuk menyaksikan Tokyo Skytree dari luar saja ditambah antrian tiket masuk yang sangat panjang mengular. Setelah puas berfoto-foto, kami memutuskan makan di food court disini dan membeli souvenir Gudetama titipan adik saya di salah satu store disini.

   

Cheers,

Mommy Sammy

Similar Posts