Topik menyapih selalu menjadi pro dan kontra, sama halnya seperti ASI dan sufor. Menyapih itu apa, kapan usia yang tepat untuk menyapih, bagaimana cara menyapih, hal-hal ini pasti menjadi kebingungan para ibu. Mommy Sammy mau berbagi pengalaman sewaktu menyapih Sammy. Cara yang Mommy Sammy gunakan adalah Gentle Weaning.

Mari kita lihat definisi menyapih dulu ya. Berdasarkan Merriam-Webster, Weaning : to accustom (a young child or animal) to take food other wise than nursing. Jadi proses menyapih sendiri sebenarnya sudah dimulai sejak anak makan solid food selain ASI. Istilah menyapih sering dianggap negatif, walaupun sebenarnya menyapih bukan berarti menyetop bonding antara ibu dan anak, hanya saja ibu menggunakan cara lain untuk bonding yang bukan dengan menyusui langsung.

Mengapa menyapih?

Tidak ada aturan khusus yang mengatur kapan harus stop menyusui, tapi lebih disesuaikan oleh kondisi. Saya memutuskan menyapih Sammy atas saran dokter, karena selama 1.5 bulan Sammy (yang sudah berusia 1 tahun) cuma mau makan snack puffs (seperti gerber/promina) dan nenen ASI. Tentu saja kritik negatif dan komen pasti banjir, karena yang kita tau, menyusui ya harus sampai 2 tahun. Yes, there is nothing wrong with that. Tapi apa iya selama berbulan-bulan anak usia 1 tahun lebih harus dipertahankan hanya dari nutrisi ASI? Bagaimana dengan kebutuhan serat, protein, zat besi dan lainnya, apakah bisa cukup hanya dari ASI? Bagaimana dengan kemampuan makan yang harus sudah mulai dilatih untuk ke depannya? Itu semua jadi faktor pertimbangan saya. Jadi, ada faktor dan kondisi khusus yang membuat seorang ibu memutuskan untuk menyapih.

Tidak selalu tentang berat badan.

Selalu saya tegaskan, saya tidak terlalu concern dengan berat badan. Pertimbangan saya adalah saat anak  usia 1 tahun lebih selama berbulan-bulan cuma mau makan puffs dan ASI, sedangkan aktivitasnya sudah lari sana sini, ini jelas ada yang salah, jelas nutrisi yang dibutuhkan bayi umur 6 bulan dan umur 1 tahun berbeda, dan ASI saja TIDAK CUKUP. Saya ga masalah kalau Sammy harus kurus, asal setiap hari gizi dia tercukupi dan kemampuan makan dia (self feeding, makan pakai utensils) terus berkembang.

Cara saya yang salah.

Saya banyak membaca dan bertanya sama orang-orang bagaimana cara menyapih. Ada yang bilang nenen dikasi pahit-pahit (minyak kayu putih, air daun pepaya, dan lainnya) biar anak ga mau nenen lagi. Ada yang bilang, biarkan saja nangis sampai berjam-jam. Bahkan dokter bilang, titipkan saja anaknya ke omanya selama 3 hari, jangan ketemu dengan ibunya. Yes, semuanya ekstrem dan jujur saya TIDAK NYAMAN dengan itu, tapi toh salah satunya saya coba.

Hari pertama saya coba malam hari ga menyusui Sammy. Yang biasanya dia cari nenen setiap sebelum tidur, ini ga ada nenen buat dia. Hasilnya, Sammy nangis hampir 2 jam. Saya tawarkan air minum dan susu, dilempar. Dia marah. Kalau cape kan ketiduran sendiri? Yes, Sammy memang cape nangis sampai ketiduran. 20 menit kemudian dia terbangun lagi dan lanjut nangis lagi sampai hampir 2 jam lagi. Maalm itu total jam tidur Sammy mungkin hanya 2 jam yang terbagi-bagi jadi 15-20 menit sesi tidur. Pagi hari dia murung, dan mogok makan sama sekali. Failed.

Hari kedua, siang hari dia sibuk main, jadi tidur siang tanpa nenen sama sekali. Malamnya seperti biasa dia cari nenen. Saya ga kasih. Tantrum pun dimulai lagi. Teman saya pakai cara dikasih air putih, dinasehati, dipeluk, saya coba cara itu dan FAILED. Satu hal yang saya ga terpikirkan, karakter setiap anak berbeda. Sammy tipe anak yang keras kepala dan persistent, jadi mau ‘disiksa’ kayak gimana juga ga akan mempan. Malam itu durasi nangis masih terus berlanjut sama seperti malam sebelumnya, tapi subuh saya memutuskan kasih nenen. Hasilnya bangun pagi, dia lebih ceria, dan mau minum susu dan puffs sedikit lebih banyak.

Cara saya yang berhasil

Hari ketiga dan seterusnya, saya mencoba untuk lebih gentle, instead saya langsung stop nenenin. Ada yang bilang kalau 2 jam nangis akhirnya dikasih nenen, nanti dia akan pakai trik itu terus karena tau pasti akan dikasih nenen kalau nangis lebih lama. Feeling saya sebagai ibu, Sammy ga akan begini. Walaupun masih kecil, Sammy sudah mulai bisa diajak kompromi. Jadi saya coba bilang ke dia : Sammy ini nap siang mommy kasih nenen, tapi sedikit aja ya, karena Sammy nanti harus makan. Dia mengangguk! Entah deh beneran mengerti atau ga. Tapi kejadiannya betul, 3 menit dia ‘ngempeng’ nenen, dia lepas sendiri lalu balik badan tidur. Malamnya saya coba lagi stop nenen, tapi saya kasih patokan, kalau nangis sudah sejam, saya akan stop, kasih dia minum air putih, lalu kasih nenen.

Hari-hari berikutnya, setiap malam saya pakai cara itu. Saya kombinasikan dengan setiap weekend, Sammy tidur siang dan malam sama Daddynya. Jadi Mommynya dibawah dulu urus house chores. Berhasil?

Dan akhirnya Sammy stop nenen

Hari ke-10, siangnya Sammy ga nenen karena sibuk main sama oma opa. Malamnya pun karena sudah cape, dia ketiduran di high chair padahal lagi makan. Saya pindahin ke kamar akhirnya. Sekitar jam 12 malam, dia terbangun, saya tawarkan air di straw cup, surprisingly, dia duduk, minum air sampai habis segelas, lalu lanjut tidur lagi SENDIRI. Jam 6 pagi dia terbangun nangis, saya tanya   mau makan? Dia mengangguk. Akhirnya saya buatkan makanan dia yang dari dulu, oats+biskuit milna+butter. Ajaibnya, habis 1 mangkok 110ml.

Hari ke-11, Siangnya cara yang sama dengan hari sebelumnya, dan Sammy mau makan nasi liwet. Malamnya, sebelum tidur, saya tawarkan minum susu pediasure segelas, dan dia habiskan! Lalu tanpa drama, dia guling-gulingan keliling kasur, lalu tiduran di dada saya, ambil tangan saya dijadiin guling, dan tidur.

Hari-hari berikutnya, tanpa ada drama, Sammy sudah tidur tanpa nenen. Tengah malam dia masih kebangun 1x kelaparan, dan saya kasih dia susu. Habis minum susu dan air, dia balik tidur lagi. Nanti subuh, dia akan bangun lagi, minta susu, lalu tidur lagi sampai jam 8 pagi untuk sarapan.

Sammy sudah sama sekali ga nenen jadinya? Nenen untuk menyusui sudah stop, karena ASI saya sudah tidak keluar. Jadi kadang kalau bangun pagi, dia suka manja-manja, buka baju saya, trs ‘ngempeng’ sambil elus-elus dan peluk saya. Kalau dia sudah bosen, dia duduk, tutup kaos saya, terus bilang ‘udah’ dan minta keluar.

Pola makan Sammy membaik sejak menyapih.

Yes, sesuai dengan saran dokter bahwa menyapih adalah satu-satunya jalan untuk ‘mengobati’ mogok makan Sammy. Pola makan Sammy pun kembali seperti semula. Lebih rakus malah iya. Terkadang masih kok misalnya siang dia malas makan, jadi baru mau makan malam. Saya ga masalah dengan itu. Saya akalin dengan malam hari, saya kasih dia makan dengan kandungan gizi yang double, misalnya double protein, double fat, plus mixed juice.

Bukan cuma anak, Mommy juga ikut sedih dengan proses menyapih.

Jujur, saya sangat kehilangan dengan Sammy sekarang sudah ga nenen. Saya merasa dulu saya satu-satunya ultimate life source Sammy, tapi sekarang dia sudah mulai mandiri. Sedih rasanya. But, life must go on, Sammy sudah toddler bukan baby lagi. Niat saya, maunya ASI 2 tahun, tapi saya realistis, kesehatan dan perkembangan anak saya lebih penting daripada idealisme saya.

Foot notes Mommy Sammy

  • Ikuti instinct ibu, ga ada istilah waktu yang tepat untuk mulai menyapih. Hanya ibunya sendiri yang tau kapan harus menyapih
  • Bukan soal tega dan ga tega, tapi ibu harus berpikir pakai logika, supaya prosesnya lebih relaxed
  • Daddy boleh bantu untuk full duty saat weekend. Ini sangat membantu. Daddy Sammy selalu full duty untuk suapin, mandiin, tidurin Sammy kalau weekend selama proses menyapih
  • Perhatikan karakter anak, apakah bisa tipe yang langsung hajar 2 hari ga nenen, atau harus perlahan seperti Sammy. Tipe anak keras ga bisa dilawan dengan cara keras juga. Kembali hanya ibunya yang tau
  • Skip dulu nursing time satu per satu. Misalnya dari biasanya 3x jadi 2x, kalau sudah lancar jadi 1x, sampai akhirnya berhenti total
  • Buat anak lupa misalnya dengan main, cemilan atau bawa jalan-jalan
  • Sebisa mungkin makan malam sampai benar-benar kenyang, kalau perlu tambahkan buah/cemilan/susu
  • Kurangi waktu nap jadi malam saat mau tidur dia sudah ngantuk, tapi jangan sampai overtired
  • Tentukan patokan ibu sendiri. Saya pakai patokan, kalau sejam Sammy ga berhenti nangis, saya akan kasih nenen, tapi sebelumnya saya tawarkan air minum
  • Saya tidur co-sleeping dengan Sammy, jadi dia ga merasa ‘unwanted’ saat saya tolak dia buat nenen, dia bisa lihat kalau saya tetap ada disamping dia
  • Coba terus, cari selahnya. Gentle weaning butuh proses, bisa 3 hari, seminggu, 2 minggu
  • Sabar, sabar dan sabar
  • Jangan lupa sering-sering bilang ‘I LOVE YOU’ ke anak supaya dia ga mengira sedang dihukum
Sekian sharing cerita Mommy Sammy tentang pengalaman menyapih Sammy dengan cinta. Pasti sulit awalnya, tapi bukan tidak mungkin. Yang perlu selalu diingat oleh kita DAN diingatkan ke anak, menyapih bukan berarti Mommy ga sayang lagi, tapi karena Mommy TERLALU SAYANG sehingga Mommy ingin kamu dapat yang terbaik dalam hal ini nutrisi lengkap dari makanan. Tetap semangat, strong Mommies!
Cheers,
Mommy Sammy

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2 Comments

  1. Thanks for write this MommySammy, saya Ibu dari baby 5mos udah berkaca2 bacanya, “menyapih bukan berarti Mommy ga sayang lagi, tapi karena Mommy TERLALU SAYANG sehingga Mommy ingin kamu dapat yang terbaik dalam hal ini nutrisi lengkap dari makanan.”