Halo readers! Di post ini saya mau sharing cerita catatan perjalanan USA selama 4 hari pertama di Braselton, Georgia. Melanjutkan dari post sebelumnya, kota pertama yang kami kunjungi adalah Braselton, Georgia. Braselton ini kota kecil sekitar 1,5 jam dari Atlanta, tempat diadakannya graduation ceremony suami saya. Buat yang penasaran, graduation apa sih sampai jauh-jauh ke USA. Jadi, suami saya ini seorang aktuaria. Nah, banyak examinations (yang susahnya ga wajar) yang harus diselesaikan untuk menjadi seorang aktuaria dengan gelar tertinggi Fellow of The Society of Actuary (FSA) dari Society of Actuary di Amerika (bukan dari lembaga indonesia). Selama hampir 4 tahun suami saya belajar mati-matian dan lolos dari belasan examinations dan puncaknya adalah conference ini dimana ratusan calon FSA harus presentasi case untuk mendapatkan gelarnya. Kurang lebih seperti itu ya alasan mengapa sampai jauh-jauh kesini. Buat yang penasaran apa sih aktuaria, seperti apa sih kerjanya, nanti saya minta Daddy Sammy untuk create guest post ya.
Nah, saya merencanakan 4 hari di Braselton ini sebagai destination pertama juga tujuannya untuk adaptasi culture dan iklim dulu untuk Sammy, karena kebetulan kami pergi bulan December dimana sudah masuk winter. Braselton ini kota kecil sekali, isinya kebanyakan perkebunan anggur, dan hotel kami pun juga ada di winery (perkebunan anggur). Dari dulu saya bercita-cita banget mau merasakan rasanya menginap di winery karena rasanya pasti peaceful banget. Akhirnya cita-cita saya kesampean.
DAY 1
Hari pertama kami sampai di USA sudah jam 12 malam, kami langsung check in ke hotel. Hotel kami berada 1 area dengan Chateau Elan, tempat graduation conference suami saya. Kami kehabisan room disana, jadi kami stay di hotel mereka yang ada di area yang sama, tapi bintang 4 bukan bintang 5, namanya Hampton Inn. Kalau disini hotel bintang 4 itu sudah mewah ya, ada yang membawakan koper, waiter dimana-mana, room service staffs dimana-mana, disana ternyata beda. Jadi kami bawa koper-koper kami sendiri pakai trolley mereka. Sesampainya di kamar, paket amazon saya sudah ada di kamar dan babycot yang saya order sudah ada ditempat. Kami pesan kamar hotel king suites, dimana ada area pantrynya karena saya berencana masak untuk Sammy. Kamar hotelnya juga saya cari yang luas supaya Sammy ga bosan untuk main di dalam kamar. Hal pertama yang saya cari itu slippers, karena jorok kan ya sepatu bekas pakai dari mana-mana pasti kotor lantainya. Guess what, mereka ga punya slippers. It turned out, di semua hotel yang kami kunjungi disana memang mereka ga sedia slippers, simply karena mereka pakai sepatu masuk ke dalam. Shock kesekian kali.
Setelah memandikan Sammy, suami saya tidur karena besok pagi harus pre-conference dan takut jetlag. Jam sudah menunjukkan jam 2 pagi dan Sammy segar bugar (lihat video Sammy segar jam 2 pagi). Akhirnya saya putuskan buat beberes koper saja. Ga lama Sammy ketiduran dan saya juga ketiduran sebentar.
DAY 2
Sekitar jam 6 pagi Sammy kebangun lagi, karena di Indonesia memang tadi itu jam nap bukan jam tidur. Akhirnya kami turun kebawah untuk cari breakfast. Jangan harap breakfast yang wow ya, disana tersedia hanya tersedia American breakfast seperti cereal, oats, fruits, susu, toast, coffee, yoghurt dan satu menu lagi yang berganti-ganti tiap hari (yang rasanya selalu keasinan). Demi supaya ga sakit, jadi kami makan seadanya. Suami saya akhirnya pergi ke Chateau Elan untuk pre-conference sampai siang dan saya hanya berdua dengan Sammy.
Bingung mau kemana, akhirnya kami memutuskan jalan-jalan di winery yang sudah kering kerontang. Saya betul-betul menikmati sekali scenery disana. Tak terasa kaki saya akhirnya jalan sampai ke Chateau Elan. Masuk ke dalam Chateau Elan, Christmas ambience benar-benar terasa. Di dalam hangat sekali, dengan lampu-lampu pohon natal, perapian dengan kayu bakar, lagu-lagu Christmas, I LOVE LOVE LOVE Christmas Season. Di luar suhu sekitar 5 derajat celcius dan Sammy terlihat menikmati sekali sampai tertidur di gendongan saya. Sambil menunggu suami saya pre-conference, saya dan Sammy main-main di dalam Chateau Elan. Lihat video winery yang sudah kering kerontang disini.
Seselesainya suami pre-conference, kami ikut free wine tour dari Chateau Elan. Sayangnya Sammy ga betah, jadi kami harus keluar tengah-tengah tour. Berhubung hari masih panjang dan kami bingung mau ngapain, akhirnya kami putuskan buat ke walmart lagi karena saya belum puas muter-muter di walmart yang besarnya lebih luas dari lapangan bola. Kami menyewa lagi jasa private car driver dengan tarif 25$ per hour. Kami tidak ada pilihan lain karena tidak ada taxi atau uber dikota kecil ini. Kami stock cukup banyak makanan ready-to-eat meal untuk saya besok-besok dan beberapa snack baby untuk Sammy karena mulai di hari kedua ini Sammy mogok makan. Semua makanan yang saya bawa yang dia suka ga ada satupun yang dia mau makan, KECUALI gerber snack puffs dan ASI saya.
DAY 3
Pagi subuh saya sekeluarga sudah merajalela di area breakfast karena sudah kelaparan. Disana Sammy suka makan cheerios pakai fresh milknya. Breakfast disana juga tidak ada yang melayani ya, tepatnya tidak ada satupun staff disitu, tapi semuanya bersih kinclong karena habis makan semua membersihkan bekas makanan masing-masing. Selesai breakfast, saya mandikan Sammy dan Daddynya pergi conference sampai nanti jam 6 sore. Bingung mau ngapain, saya jemur Sammy dulu di winery sambil dia nap pagi, lalu kami kembali ke kamar buat istirahat, recovering jetlag kami. Satu hal yang saya bingung saat itu, mengapa tidak ada room service yang datang untuk membersihkan kamar. Ternyata setelah dikonfirmasi, room service hanya ada 1 hari sekali dan kalau sudah lewat jamnya, maka hari itu kamar tidak dibersihkan. Akhirnya saya minta hari ini langsung dibersihkan karena kemarin tidak dibersihkan.
Saat Sammy lagi tidur, tiba-tiba ada yang ketuk pintu dan ternyata room service, seorang wanita latin yang tidak bisa berbahasa Inggris. Saya bilang untuk bersihkan kamar tapi tidak perlu divakum. Akhirnya dia bersihkan kamar mandi dan lainnya, tapi yang bikin shock, dia pakai sepatu masuk ke dalam kamar! Sebagai seorang clean-freak saya stress dadakan, berarti selama ini anak saya crawling didalam kamar itu bekas sepatu orang-orang.
Sore hari setelah suami saya selesai conference, kami berencana untuk muter-muter di Braselton dengan private rent car lagi. Tadinya kami berencana buat ke Atlanta Aquarium yang katanya bagus banget, tapi berhubung sudah malam, jadi si driver menyarankan kami ke Lake Lanier karena lagi ada lantern festival. Lake Lanier ini jadi semacam resort gitu, mungkin tempat retreat juga ya. Banyak lampu-lampu terpasang dimana-mana seperti di Batu Night Spectacular, Malang. Kami bayar 25$ untuk 1 mobil. Sammy suka lampu-lampu jadi disini kami sekitar dua jam-an. Setelah itu kami cari makan dan memutuskan mau coba beli McD disana. Shockingly, McDnya super ga enak, kentangnya soggy banget, burgernya juga keras. Disana ga ada chili sauce ya, adanya hot sauce seperti sriracha gitu sama jalapeno sauce. Untung saya bawa kering tempe sama abon, dan saya pesan beras jepang lewat amazon jadi bisa makan nasi abon. Maklum ya lidah Indonesia, ga bisa boong.
Day 4
Hari ini kami bakal check out dari Braselton untuk pindah ke kota Orlando. Suami masih conference juga sampai sore sekitar jam 4 sore, setelah itu kami langsung menuju Hartfields Jackson Airport untuk flight jam 7 malam. Hari ini isinya cuma packing saja dan kongkow di sekitar hotel, menikmati saat-saat terakhir di winery. Sammy mulai batuk pilek sejak hari ketiga, tebakan saya karena dia kurang makan, jetlag dan faktor perubahan cuaca. Perjalanan dari Braselton ke airport ternyata macet, tapi untungnya kami sampai tepat waktu. Sesampainya disana kami sudah bingung bagaimana cara bawa koper sebanyak itu. Thank God, ternyata disana juga sudah serba cepat, jadi ternyata di tempat drop off ada counter Delta Airlines untuk drop in baggage. Jadi kami cukup drop baggage di counter itu, lalu melanjutkan dengan check in ke counter di dalam.
Proses check in sangat cepat dan berhubung ini penerbangan domestik jadi tidak ada imigrasi lagi. Penerbangan memakan waktu 1,5 jam dan Sammy kembali tidur dengan pulas. Perjalanan dengan Delta Airlines ini kurang nyaman menurut saya apalagi kalau bawa baby. Tempat duduk sangat sempit dan service cabin crewnya juga tidak seperti di Indonesia. Tidak heran Garuda Indonesia jadi salah satu maskapai terbaik. Tapi karena saat kami pergi sedang marak sekali masalah dengan airlines lain seperti unted, southwest, dan lainnya, jadi kami cari yang aman dan dengan harga yang tidak terlalu mahal (karena harga semua airlines sudah tinggi sekali karena high season). Sekitar jam 10 malam, akhirnya kami sampai di Orlando, Florida.
Cerita di Orlando akan saya sambung di postingan lain ya.
Cheers,
Mommy Sammy