Mommies pasti pernah dengar mengenai kata ‘EPIDURAL’. Untuk calon ibu yang akan menghadapi persalinan normal, biasanya obgyn akan memberikan pilihan untuk menggunakan epidural atau ILA (Intra Thecal Labor Analgesia). Keduanya berfungsi untuk MENGURANGI rasa sakit akibat kontraksi saat persalinan dengan cara memasukkan obat anestesi di bagian ruas tulang belakang tertentu. Rasa sakit karena kontraksi tidak akan hilang sepenuhnya namun berkurang sehingga calon ibu dapat beristirahat sambil menunggu pembukaan lengkap. Di post ini saya akan khusus membahas hanya mengenai epidural, karena saya menulis berdasarkan pengalaman pribadi saya saat melahirkan Sammy dengan menggunakan epidural.
APA ITU EPIDURAL?
Epidural adalah salah satu bentuk anestesi lokal dimana dokter akan memasukkan zat anestesi melalui suntikan untuk membius lokal area tertentu. Pada kasus persalinan, dokter anestesi akan memasukkan zat anestesi untuk membius daerah mulai dari pinggang ke bawah dengan tujuan untuk mengurangi rasa sakit akibat kontraksi. Injeksi biasanya dilakukan pada area epidural dekat ruas tulang belakang. Obat yang dimasukkan ini akan bekerja dengan cara menghentikan sinyal rasa sakit dari saraf ke otak.

Walaupun pada prinsipnya sama dengan ILA, namun ada sedikit perbedaan dengan epidural. Pada pemasangan epidural, akan ada selang plastik kecil/kateter dimana injeksi obat dapat terus menerus ditambahkan setiap interval waktu tertentu jika dirasa diperlukan. Sedangkan pada ILA, injeksi obat hanya dapat dilakukan sekali yang hanya akan bekerja selama 3-4 jam tertentu dan tidak dapat ditambahkan lagi. Untuk ibu hamil yang mengalami pembukaan tidak teratur, epidural lebih cocok digunakan.
Berikut adalah isi obat di dalam epidural yang biasanya digunakan :

Penggunaan epidural ini pasti akan dibarengi dengan pemberian Pitocin (oksitosin sintetis). Saat persalinan, tubuh akan mengeluarkan hormon alami yaitu oksitosin, untuk kontraksi. Hormon ini akan dilepaskan oleh tubuh setiap 3-5 menit. Seiring dengan berkembangnya waktu persalinan ibu, tubuh akan melepaskan hormon oksitosin lebih sering, untuk memancing kontraksi dan untuk mendorong baby keluar dari jalan lahir. Nah, epidural ini bekerjanya dengan menghambat hormon oksitosin, oleh karena itu biasanya obgyn akan memberikan oksitosin sintetis yang dinamakan pitocin untuk menginduksi kontraksi. Oksitosin sintetis ini biasa dikenal dengan istilah induksi, dan diberikan lewat infus.
KEUNTUNGAN PENGGUNAAN EPIDURAL
- lebih efektif dari opsi penghilang rasa sakit lain selama persalinan
- dapat dilakukan pada pembukaan berapapun (ILA biasa dilakukan setelah pembukaan 3 atau 4)
- aman
- hanya membuat kebas tubuh bagian pinggang kebawah
- ibu masih dapat bergerak dengan mudah dan bisa mendorong bayi keluar karena rasa sakit masih terasa (tidak hilang sepenuhnya)
- membantu ibu untuk beristirahat sejenak dan mengumpulkan tenaga untuk fokus mendorong bayi keluar saat pembukaan lengkap
PROSEDUR PEMASANGAN EPIDURAL

Jangan terkecoh dengan gambarnya yang bikin ngilu yah. Sebagai salah satu pengguna epidural waktu persalinan kemarin, rasa sakitnya semua tertutup oleh rasa sakit karena kontraksi. Kuncinya hanya di jangan tegang, walaupun pastinya tegang melihat jarum-jarum suntik itu. Fokus saja bahwa setelah dimasukkan epidural, semua akan terasa lebih baik. Jangan pikir juga kateter yang digunakan seperti selang infus, karena selang kateternya amat sangat tipis dan saya pun tidak merasakan apapun saat dimasukkan.
- Perawat akan mengambil sample darah untuk mengecek adanya alergi obat
- Perawat akan memasukkan obat pencahar dari anus, untuk mengeluarkan sisa kotoran supaya tidak ikut keluar saat ibu mengejan untuk mengeluarkan baby
- Perawat akan memasang infus untuk memasukkan pitocin (oksitosin sintetis)
- Ibu akan diminta untuk duduk dengan posisi condong ke depan (seperti posisi kerokan) atau bisa juga dengan berbaring miring.
- Dokter akan mengoleskan cairan antiseptik dingin untuk membuat area sekitar yang akan diinjeksikan zat anestesi
- Ibu harus tetap tenang dan tidak bergerak saat dokter memasukkan jarum dan kateter supaya tidak salah dan tidak diulang
- Jarum dan selang kateter yang berisi obat anestesi akan dimasukkan ke area epidural pada tulang belakang. Jarum akan ditarik lepas dan kateter akan tetap didalam area epidural. Selang kateter tersebut akan disolatip ke punggung supaya tidak lepas. Selang kateter ini adalah tempat untuk menambahkan obat jika dirasa perlu selama beberapa jam ke depan
- 15 menit setelah kateter terpasang, dokter akan bertanya apakah ada rasa aliran panas. Itu tanda epidural sudah mulai bekerja. Rasa sakit tidak akan langsung hilang, tapi akan berkurang perlahan-lahan sedikit demi sedikit
- Labu berisi pitocin akan disesuaikan dosisnya supaya kontraksi tetap berjalan
- Ibu akan tetap dapat bergerak miring ke kanan dan ke kiri, tapi harus berhati-hati supaya selang kateter tidak lepas. Ibu juga masih bisa mengangkat bokong dan kaki kok.
- Jika dosis yang pertama diberikan tidak berpengaruh, biasanya bidan akan memberikan dosis tambahan lagi sesuai anjuran dokter
EFEK SAMPING EPIDURAL
- Tekanan darah menurun
Oleh karena itu ibu akan dipasang monitor dengan mesin EKG untuk memonitor tekanan darah dan denyut jantung - Baby stress
Karena epidural menghambat hormon alami oksitosin untuk kontraksi dan akibatnya harus diberikan pitocin untuk menginduksi kontraksi, artinya rahim dipaksa untuk kontraksi yang dapat membuat baby stress - Memperlambat proses persalinan
Epidural bekerja dengan menghambat hormon alami oksitosin yang membantu kontraksi rahim, sehingga dengan kontraksi berkurang, maka pembukaan juga akan melambat. Oleh karena itu biasanya epidural selalu dibarengi dengan penggunaan pitocin - Nyeri di area injeksi
Ini cukup wajar ya. Nyerinya sama seperti kalau di infus - Sakit Kepala
Tidak semua ibu akan mengalami ini, tapi saya mengalami karena tekanan darah menurun - Penggunaan alat bantu untuk mengeluarkan baby
Di saya ini tidak terjadi. Biasanya karena kemampuan otot ikut berkurang dikarenakan efek anestesi ini sehingga dokter harus menggunakan alat bantu seperti forceps dan vakum untuk menarik kepala bayi keluar - Persalinan berakhir dengan c-section
Hal ini bisa dikarenakan ibu tidak dapat merasakan kontraksi sama sekali sehingga tidak tahu cara untuk mengejan yang benar untuk dapat mengeluarkan baby - Walaupun amat jarang terjadi namun ada kemungkinan selang epidural dapat mengakibatkan kerusakan pada saraf
APAKAH EPIDURAL BERPENGARUH PADA BABY?
Pastinya akan ada pengaruhnya karena obat anestesi ikut mengalir bersama aliran darah ibu dan disalurkan melalui tali pusar ke baby. Biasanya baby juga menjadi lebih sulit untuk mendorong dirinya keluar dari jalan lahir, namun ini tidak selalu terjadi. Again, thank God, saat saya bersalin, both me and baby semua masih dapat berfungsi normal.
Kurang lebih seperti itu penjelasan saya mengenai epidural. Dalam dunia medis, segala kemungkinan buruk pasti terjadi, semua ada plus minusnya. Sebelum saya memutuskan untuk menggunakan epidural pun orangtua saya juga tidak setuju untuk menggunakan ini karena ada info akan sakit pinggang di masa mendatang sampai ada yang bilang berakibat jadi lumpuh. Saya memutuskan tetap menggunakan epidural karena saat pembukaan 3 itu persalinan saya sudah 17 jam, dan saya sudah sangat lemas. Saya butuh istirahat supaya saya bisa punya tenaga untuk mendorong baby saya keluar. Saya pun juga membuka opsi untuk c-section seandainya setelah menggunakan epidural ternyata saya tidak sanggup mengejan. Thank God, semua berjalan lancar. Sampai detik ini, saya tidak ada merasakan sakit kepala, sakit pinggang atau apapun pasca penggunaan epidural.
Semoga penjelasan saya dapat membantu para calon ibu yang mau melahirkan normal dengan bantuan epidural. Pesan saya selalu untuk banyak berdoa, karena dalam persalinan, semua kemungkinan dapat terjadi. Goodluck, Mommies!
Cheers,
Mommy Sammy
Source :
http://www.momjunction.com/articles/what-is-epidural-and-what-are-its-side-effects-during-labor_00119729/#gref
https://www.webmd.com/back-pain/what-is-an-epidural#1