Traveling dengan baby pastinya sudah cukup membuat pusing para Mommies, nah gimana kalau ternyata anak sakit saat kita lagi traveling jauh dari rumah? Stress. Sebagai orangtua, kita hanya bisa mengusahakan segala cara untuk mencegah supaya anak tidak sakit saat bepergian, tapi yang Namanya sakit kan datangnya tanpa permisi ya. Unfortunately, ini terjadi saat liburan lebaran kemarin di Malang, dimana Sammy sakit selama 9 hari, dimulai dari saat pertama kali menginjakkan kaki di Batu, Malang. Kebetulan, Mommy Sammy sudah mengalami kejadian saat Sammy sakit di tengah dinginnya winter di USA, jadi sakit kali ini, saya ga terlalu stress seperti waktu kemarin. Saya ceritakan ya singkat drama sakitnya Sammy saat liburan kemarin.

Sebelumnya perlu diketahui kalau saya dan Sammy sama-sama alergi debu. Jadi kalau terkena debu, kami bisa bersin-bersin ga berhenti dan langsung dilanjutkan dengan batuk-batuk seperti sesak nafas dan berlanjut pilek. Kami ga ada riwayat asma sama sekali. Sebelum berangkat liburan, saya dan Sammy memang sakit batuk pilek, dimana 2 hari sebelum berangkat itu Sammy sudah sembuh total dan saya sudah tahap penyembuhan. Sesampainya kami di kamar hotel di Batu, saya dan Sammy langsung bersin-bersin ga berhenti, pertanda ruangan ini amat sangat berdebu. Berhubung hari sudah sore menjelang malam, saya putuskan untuk besok pagi saja untuk minta deep cleaning. Ternyata keputusan saya salah. Sepanjang malam saya dan Sammy batuk-batuk parah dan pilek. Akhirnya besok pagi-pagi sekali, saya minta seluruh sprei, duvet, sarung bantal diganti dan seluruh ruangan di vakum.

Hari berikutnya, entah karena udara di Batu, Malang terlalu lembab, batuk pilek saya dan Sammy justru memburuk. Sammy bahkan sampai demam dan ga bergairah untuk explore sana sini. Obat-obatan batuk pilek yang saya bawa untuk Sammy sepertinya ga mempan karena tidak terlihat Sammy membaik. Luckily, Sammy masih aktif, hanya saja saya memutuskan untuk ga keluar malam-malam kecuali saat kami ke BNS. Anehnya, batuk pilek ini sangat parah sekitar jam 8-9 malam sampai subuh, setelah itu pilek hanya meler sesekali dan batuk juga sesekali. Saya putuskan untuk tetap bertahan untuk tidak ke dokter.

Hari keempat liburan, kami pindah dari Bat uke Malang. Tibalah kami di Malang dan semuanya semakin parah. Saat itu sama sekali tidak terpikir oleh saya kalau Sammy alergi dingin. Pikir saya toh di USA dan di Korea dengan suhu minus saja Sammy fine. Malam pertama kami di Malang, Sammy muntah parah sekali dan saya stress. FYI, selama liburan ini Sammy sama sekali tidak mau makan kecuali buah dan susu, itupun jumlahnya amat sangat terbatas tidak seperti biasanya. Jadi dengan kondisi asupan Sammy yang sangat terbatas, lalu tengah malam Sammy muntah, saya takut sekali Sammy dehidrasi. Akhirnya, di pagi buta, saya dan daddynya Sammy berusaha mencari dokter anak yang praktek di hari Minggu dan ternyata ada dokter anak yang praktek di RS Hermina Tangkuban Perahu. Sulit sekali mencari dokter yang praktek di hari minggu PLUS sedang long holiday.

Sesampainya kami di RS Hermina Tangkuban Perahu itu 10 menit menjelang selesainya praktek dokter, luckily kami masih bisa masuk. To my surprise, pelayanan rumah sakit ini bagus sekali, administrasi cepat, perawat ramah, hanya saja down sidenya di dokternya. Saya agak kaget saat mengetahui dalam waktu 10 menit, ada 3 pasien yang keluar masuk, yang berarti per pasien dokter hanya mengecek selama 3 menit lebih. Shocking. Tapi kami tidak ada pilihan lain. Saat itu saya sudah yakin bahwa yang Sammy butuhkan itu hanya nebu, tapi nebu kan harus ada rekomendasi dari dokter, jadi ya apa boleh buat kami harus konsultasi dulu. Shockingly, dokter meresepkan antibiotik untuk batuk pilek Sammy, dimana semua dokter anak yang pernah saya datangi disini amat sangat tidak menganjurkan antibiotic jika tidak diperlukan. Terlebih lagi flu batuk ini dikarenakan virus dan antibiotic itu bekerja dengan membunuh bakteri bukan virus. Sammy diberi 3 jenis obat oleh dokter anak ini yang ketiganya tidak saya berikan sama sekali ke Sammy. Dokter juga sama sekali tidak berkomentar saat saya bilang batuk pilek Sammy ini baru keluar parah saat malam hari sampai subuh, jadi bisa disimpulkan beliau tidak mengkategorikan ini sebagai alergi. Dari ketiga obat yang diberikan, satu obat untuk flu dan batuk dimana sepertinya sangat keras sampai dua kali saya coba berikan ke Sammy dan dua-duanya langsung muntah, padahal obat-obatan yang lain seperti tempra drop dan alco Sammy tidak muntah saat diberikan di jam yang sama. Akhirnya saya putuskan untuk tidak memberikan keseluruhan obat itu apalagi antibiotiknya. Di RS Hermina tersebut Sammy hanya di nebu dan obviously memang he felt better.

Again, saya beruntung. Ada seorang follower Instagram saya yang ternyata seorang dokter, beliau bilang kalau melihat dari gejala Sammy, sepertinya sakit Sammy ini lebih ke alergi dingin dan debu. Saya akhirnya juga berkonsultasi dengan DSA langganan saya, dan diputuskan untuk memberikan ozen (cetirizine) untuk Sammy. Dan… ternyata membaik!

Singkat cerita, schedule untuk ke Bromo pun saya cancel, jadi hanya daddynya Sammy dan mertua yang berangkat. Saya mempertimbangkan factor alergi debu dan kelembaban udara yang sepertinya akan memperparah alergi Sammy. Sesampainya di Jakarta, pilek batuk Sammy lenyap seketika. Jadi menurut beberapa dokter yang saya konsultasikan, alergi dingin bukan berarti hanya dari temperature saja, tapi factor kelembaban berpengaruh sekali.

Nah, apa saja tipsnya untuk menghadapi anak sakit saat liburan :

  1. Siapkan first-aid kit DI DIAPER BAG/CARRY ON
    Dalam hal ini, obat-obatan yang biasanya dikonsumsi oleh anak seperti obat penurun demam (baik oral maupun anal, karena saat demam sudah sampai 39 derajat Celsius, obat yang dimasukkan dari anal lebih cepat bekerja), obat flu batuk, obat muntah, obat diare, thermometer. Jadi, kalau sampai tidak ada dokter yang bisa didatangi, anak sudah lebih dulu mendapat penanganan supaya tidak sampai parah
  2. Travel Insurance
    Ini lebih diperlukan untuk yang traveling ke luar negeri ya. Biaya ke dokter dan rumah sakit di luar negeri itu amat sangat mahal. Jadi dengan adanya travel insurance yang mengcover biaya medical jika sakit di negara yang dikunjungi, pastinya akan meringankan beban pikiran orangtua saat mempertimbangkan untuk membawa anak ke dokter atau RS.
  3. Siapkan Kontak Dokter Anak langgana
    Kriteria dokter anak yang oke menurut saya ini harus bisa dikontak kapan pun. Tujuannya ya untuk keadaan mendesak seperti ini, saya jadi bisa langsung berkonsultasi dengan dokter yang biasa pegang anak saya. Saya punya dua DSA langganan yang mudah untuk dikontak untuk berjaga-jaga
  4. Hydrate
    Penting sekali untuk menjaga tubuh anak tidak dehidrasi saat sedang sakit. Jadi berikan cairan sesering mungkin sebanyak mungkin, baik itu air putih, juice, ataupun susu.
  5. Keep Them Happy
    Hati yang gembira adalah obat. Saya selalu percaya hal ini dan ini terjadi waktu Sammy sakit di USA. Saat itu Sammy demam 38 derajat Celsius dan dokter disana justru menyuruh saya untuk membawa Sammy ke Disneyland supaya dia bisa happy. Dengan catatan, anaknya memang kuat dan masih aktif ya
  6. Stay Alert Untuk Sakit Langganan
    Flu
    Nose Frida ini salah satu alat andalan yang saya bawa kemana-mana, simplenya ini alat sedot ingus. Hati-hati untuk tidak menyedot terlalu keras sampai melukai selaput rongga hidung anak. Dengan menyedot cairan mucus ini, anak yang sedang pilek juga akan merasa lebih nyaman karena bernafas lebih lega.Demam
    Skin-to-skin ini proses untuk menempelkan tubuh anak dan tubuh ibu/ayah tanpa sehelai baju. Biasanya demam anak bisa menurun dan anak tidur lebih nyaman dalam dekapan ibu/ayahnya.

    Batuk
    Andalan saya adalah vicks vaporub baby dan Young Living Essential Oil RC. Kedua benda ini jika di-combine untuk dioleskan di dada dan telapak kaki anak, dapat mengurangi gejala dan membuatnya lebih nyaman

  7. Stay Hygiene
    Saat traveling, kita tidak bisa mengontrol virus dan bakteri yang akan terpapar ke anak kita yang sedang sakit. Jadi sebisa mungkin sering-sering cuci tangan anak dengan cairan antiseptic atau dengan tissue antiseptic khusus baby. Saat di pesawat atau di restoran, sebisa mungkin bersihkan meja, kursi, atau segala yang mudah dipegang anak dengan wet tissue atau semprot dengan cairan antiseptic seperti antis/Dettol
  8. Vaksin
    Penyakit jaman sekarang sudah aneh-aneh, jadi ga bisa lagi dengan pemikiran jaman dulu : dulu saya ga divaksin buktinya sehat sampai sekarang. Intinya, jaman sudah maju, pastinya banyak jurnal ilmiah yang bisa diakses untuk dijadikan bahan edukasi. Vaksin tidak bisa mencegah penyakit, tapi hanya MENGURANGI factor terkena penyakit tersebut. Kalau prinsip saya lebih baik mencegah daripada mengobati, apalagi saat kita pergi ke kota atau negara lain yang notabene anak kita tidak terbiasa dengan kondisinya

Nah, kurang lebih demikian sharing Mommy Sammy untuk tips menghadapi anak sakit saat sedang traveling. Semoga membantu ya

Cheers,

Mommy Sammy

Similar Posts