Karena banyak yang tanya tentang dokter kandungan yang saya visit, sekarang saya share ya. Total ada 14 OBGYN (dokter kandungan) yang pernah saya datangin dari jaman hamil Sammy, termasuk beberapa diantaranya yang super hits antri kayak mau ketemu presiden, tapi saya cuma bahas yang saya recommended aja. Sebagian besar sudah pernah saya bahas di sini ya, jadi please refer to my blog. Di post kali ini saya hanya akan bahas OBGYN pegangan saya selama kehamilan dede Sammy.
Dari pengalaman saya, ketemu OBGYN artis itu banyak ga enaknya. Mulai dari periksa buru-buru karena pasien segambreng, lama waktu menunggu bisa lebih dari 4jam, dan seringnya ga bisa build personal connection sama dokternya. Kalau buat saya, OBGYN itu seperti partner selama pregnancy dan lahiran, jadi chemistrynya harus ada, bukan cuma sekedar tempelin alat USG, print, bye. Oh iya, banyak yang wondering juga kenapa sih harus banyak-banyak ke dokter, kan cape bolak balik. Jadi, untuk OBGYN dan Dokter Spesialis Anak, saya selalu punya 3 tier, mulai dari first priority, second priority, dan back up. Jadi disini saya kategorikan ya mulai dari first priority saya sampai yang terakhir.
👨🏻⚕️dr Ferdhy Suwandinata, SpOG (K-FER) (RS Grand Family PIK dan Apotek Dharma Husada)
Ini OBGYN yang bantu lahiran Sammy, saya sudah pernah cerita di blog post saya kenapa pas hamil Sammy , dari 9 OBGYN, saya pilih dr Ferdhy. Dulu dokter ga serame sekarang, tapi sekarang antriannya sudah super wow. Dokter ini ahli dibagian fertility dan laparaskopi, tangannya ‘dingin’, jadi track record beliau untuk bayi tabung dan inseminasi tuh bagus banget.
Personally, saya sih ga ada issue di fertility, tapi saya pilih dokter ini simply karena saya bisa ‘baca’ orang. Dokter ini super pinter (OBGYN yang langsung tau efek lamictal ke janin begitu saya tanya, meanwhile OBGYN lain malah nanya saya, itu obat apaan), jeli, baiknya udah kayak malaikat, pembawaannya nenangin banget, sabarnya Panjang kayak jalan tol, ga matre, cenderung pendiem tapi humoris banget loh kalau sudah kenal, sopan dan ga pernah sengak omongan/jokesnya. Dokter kandungan ini jadi first priority saya.
👨🏻⚕️dr Eric Kasmara SpOG (RSPI Puri)
Ini dokter sudah kayak dosen, prtama kali seumur hidup ketemu dokter, yang menjelaskan tentang istilah-istilah di mesin USG pakai kertas, beliau tulisin dan jelasin semua kondisi dalam kehamilan, terms, ciri-ciri dan lainnya. SUPER AMAT DETAIL. Setiap saya cek ke dokter, tanpa diminta, kandungan saya selalu dicek 3D. Dokter juga selalu menyambut di pintu, selalu perhatian banget. Pinter pasti. Tulus. Ga semenenangkan dr Ferdhy sih pembawaannya, auranya beda, kalau ini lebih bisa jadi kayak teman becandanya, kalau dr Ferdhy kayak brother. Saking lengkapnya penjelasan dokter jadi terkadang buat yang parnoan itu jadi terkesan nakut-nakutin, yang padahal sebenarnya si pasien ya harus bisa memfilter sendiri. Ini dokter kandungan second tier saya, kalau dr Ferdhy antriannya lagi ga wajar, atau ada tindakan. Moreover, because I LOVE LOVE LOVE THE HOSPITAL. Suer, suster-suster, bidan-bidan di RSPI semua kayak malaikat baiknya, ga kayak di RS yang dulu.
👨🏻⚕️dr Handoyo SpOG (RS OMNI alsut)
Karena rumah saya jauh di Tangerang, saya perlu dokter kandungan seandainya ada kondisi emergency yang jaraknya cuma 15-20 menit dari rumah. Contoh seperti waktu usia kandungan saya 3 bulan, saya batuk demam sampai 2 minggu ga sembuh-sembuh. Nah, kalau harus nyetir bolak balik 4 jam ke Jakarta Cuma buat tanya referensi dan resep obat, rasanya bisa pingsan di tengah jalan. Dokternya sendiri ga matre, ga banyak omong (tapi kalau ditanya pasti dijelaskan), kebapakan, pembawannya tenang dan sabar.
Nah, selain 3 obgyn diatas, saya ada ke dr Azen saat usia kandungan 20 weeks untuk USG fetomaternal (nanti saya bahas di post terpisah). Pasti banyak yang wondering juga ya, jadi saya lahiran sama siapa. Jawabnya sampai sekarang saya masih tetap visit 2 dokter kandungan (dr Ferdhy dan dr Eric), tergantung siapa yang available di tanggal pas dede mau keluar. Berhubung saya mau lahiran normal, jadi ga bisa dipastikan kan jam dan tanggalnya, saya ga bisa mengandalkan OBGYN yang punya jadwal csect kayak jadwal bioskop.
Pengalaman saya lahiran sammy 25jam 3 tahun lalu, nah kalau sama OBGYN artis pasti saya sudah ditinggal, tapi kemarin sama dr Ferdhy saya divisit dan dipantau lewat whatsapp tiap beberapa jam jam, dan sama sekali ga memaksa saya untuk csect (karena saya sangat takut sekali untuk operasi, apalagi sendirian tanpa suami/ortu). Dokter justru tanya : “kamu yakin masih bisa lanjut? Kalau yakin, ayo kita sama-sama berjuang. Harus semangat!” This is the kind of OBGYN that you look for. Respect dengan pilihan pasien tanpa neglecting kondisi pasien.
Saya banyak dapat cerita dari teman-teman saya yang terpaksa lahiran dengan dokter pengganti karena OBGYNnya unavailable entah karena ada tindakan csect yang terjadwal atau seminar atau lainnya. Dulu pas masih galau mau lahiran sama siapa, entah bagaimana insting saya tetap condong ke dr Ferdhy walaupun saat itu dokter belum terkenal seperti dr Tjen Ronny etc dan saat itu saya ga suka banget sama RSnya. Lahiran itu antara hidup dan mati, dan nyawa ibu anak ada di tangan si OBGYN, jadi pastikan kamu pilih OBGYN bukan karena dokter itu rame, terkenal, dipakai sama selebgram or artis ABC, tapi karena insting keibuan kamu yang yakin sama PARTNER kamu selama kehamilan dan lahiran. Percaya sama mother instinct kamu, bukan sama review dan KATA ORANG. Hope this helps.
Cheers! ❤️
Mommy Sammy
Hai sis, thank you untuk informasinya 😊 aku pun skg juga lagi kontrol ke dr ferdhy. Mau tny donk, berarti dr eric tuh lebih detail dari dr ferdhy yah? Terus kalo control ke dua dokter gitu berarti tiap bulan kontrol nya ganti2 atau gimana? Sorry aku bnyk nanya, karna ini kehamilan pertama 😁 soalnya tmn ku juga ada yg rekomen dr eric, katanya super duper detail dokternya.
Hemm, keduanya sama2 detail ya menurutku. Cuma bedanya dr Ferdhy itu tipe yg lebih menyaring informasi mana yang perlu diberikan ke calon ibu dan dr Eric semuanya diceritakan. Aku pernah tanya ke dr Ferdhy kenapa demikian, dan beliau bilang katanya banyak ibu2 yang akhirnya jadi paranoid sendiri karena kebanyakan informasi. Jadi beliau hanya menyampaikan informasi yang sekiranya kritis dan penting. Kalo aku jujur setelah beberapa bulan akhirnya stress dengan penjelasan dr Eric karena aku orangnya parnoan. tapi buat yang bukan tipe parnoan sih mungkin bs cocok ya 🙂