Beberapa hari kemarin Sammy sempat demam tinggi sekali dimana suhu tubuhnya mencapai 40°C dan ga pernah bisa turun dibawah 38°C dengan konsumsi obat oral. Di tengah situasi pandemi seperti sekarang, pastinya ga mudah untuk langsung pergi ke rumah sakit. Oleh karena itu, di post kali ini aku mau sharing beberapa cara yang aku lakukan (atas saran dokter spesialis anak aku), jika anak demam dirumah.
Seorang anak dikatakan demam kategori tinggi apabila suhu tubuhnya sudah mencapai diatas 38°C. Ada banyak penyebab demam, bisa karena infeksi bakteri atau semata-mata virus yang menyerang sistem imun tubuh. Apabila demam sudah masuk 48-72 jam, maka sebaiknya berkonsultasi dengan dokter, seandainya diperlukan untuk test darah. Di kasus Sammy kemarin, akhirnya diketahui bahwa Sammy demam karena bakteri salmonella Typhi alias bakteri penyebab Typhus (Typhoid).
Nah, aku akan sharing disini pertolongan pertama yang bisa dilakukan dirumah sembari menunggu diagnosa dokter.
1. Berikan Asupan Cairan yang Banyak
Biasanya saat anak demam yang ditakutkan adalah kondisi dehidrasi, dimana bisa berakibat fatal. Tubuh akan kehilangan cairan cukup banyak karena biasanya anak akan berkeringat dan sering pipis. Cairan yang diberikan tidak harus dalam bentuk air putih. Cairan lain dalam bentuk juice buah, bone broth, kaldu ayam/sapi, sampai minuman elektrolit bisa menjadi alternatif kalau anak menolak untuk minum air putih karena mulut terasa pahit.
2. Berikan Obat Pereda Demam Sesuai Aturan
Ada dua jenis obat yaitu paracetamol dan ibuprofen, yang mana sama-sama berguna untuk menurunkan demam, tetapi aturan pakainya berbeda. Pemberian paracetamol boleh diulang setiap 4-6 jam, sedangkan untuk ibuprofen baru boleh diulang setelah 8 jam. Aturan ini berlaku untuk pemberian obat secara oral ataupun suppositoria (obat yang dimasukkan melalui anus)
Dari pengalamanku kemarin, saat suhu Sammy sudah diatas 39°C, pemberian obat oral sudah tidak berpengaruh cepat, jadi aku langsung beralih ke paracetamol/ibuprofen suppositoria. Perlu diingat, bahwa dosis setiap anak berbeda-beda TERGANTUNG BERAT BADAN ANAK, jadi jangan pernah berpatokan hanya dari usia panduan di dus obat saja. Selalu konsultasikan dengan dokter untuk takaran obatnya.
3. Pakaian Tipis, Suhu Ruangan Sejuk
Kebiasaan orang jaman dulu kalau ada anak demam, pasti dipakaikan pakaian tebal dan diselimuti supaya keluar keringat. Padahal ketika demam, kita mengusahakan supaya panas tubuh keluar melalui kulit dan suhu tubuh turun, bukan terperangkap. Intinya buat anak senyaman mungkin. Jangan sampai menggigil karena suhu AC terlalu dingin, tapi juga jangan sampai kegerahan dan justru malah tidak bisa beristirahat. Oh ya, jangan lupa ganti baju anak kalau sudah basah karena keringat ya.
4. Kompres Air Hangat
Jangan pernah menggunakan alkohol untuk mengompres anak yang demam. Sebaiknya gunakan air hangat untuk mengompres area lipatan tubuh seperti ketiak, paha, siku, leher. Air hangat dapat membantu tubuh untuk menurunkan suhunya.
5. Berikan Makanan yang Mudah Dicerna
Asupan makanan tetap perlu diperhatikan saat anak sedang demam. Walaupun biasanya anak ga nafsu makan, tetapi usahakan berikan makanan yang mudah dicerna seperti bubur, sup, mashed potato, nasi tim bahkan susu. Kalau anak susah makan, usahakan berikan dalam porsi sedikit-sedikit tapi sering. Biasanya aku sering masak ke’ek atau nyukcep kalau anak-anak sakit, karena selain makannya mudah ga perlu dikunyah, nutrisinya juga tinggi. Resep bisa dilihat di instagram highlight aku ya.
Demam sebenarnya bukan penyakit, tapi lebih ke reaksi tubuh saat melawan zat asing yang ada dalam tubuh, misalnya adanya virus atau bakteri. Ada juga demam yang biasanya ditimbulkan karena tumbuh gigi atau terlalu lama beraktivitas di luar ruangan. Demam pada anak bisa memang biasa aja, tapi bisa juga berakibat fatal. Oleh karena itu, saat anak demam, tetap pantau suhunya dengan termometer dan jaga-jaga jangan sampai step/kejang. Sebisa mungkin cek suhu tubuh dari anus/rektal atau lewat ketiak, karena itu lebih akurat dibanding yang termometer tembak jaman sekarang.
Oh ya, sebenarnya ada cara-cara tradisional orang jaman dulu seperti kerokan, minum obat cina dan sebagainya, tapi ga aku lakukan. Mungkin kalau untuk dewasa, aku akan lebih berani ya. Tapi karena ini kasusnya demam pada anak, dimana biasanya kita ga tau apa penyebab demamnya, aku menghindari segala sesuatu yang bisa menimbulkan efek samping lebih parah.
Contohnya, saat Sammy didiagnosa Typhus banyak yang merekomendasikan konsumsi cacing. Disitu aku benar-benar ga berani, karena Typhus itu berarti sudah ada bakteri yang membuat usus infeksi, lalu gimana kalau ditambah lagi dengan cacing yang kita ngga tau apakah cacingnya steril bersih atau malah menambahkan bakteri lagi. Memang banyak orang yang sembuh, tapi kita ga pernah tau kalau pas bagian kita yang timbul efek sampingnya. Tapi cara-cara yang ga melibatkan konsumsi oral seperti balur badan dengan bawang, minyak kutus-kutus dan essential oil, itu aku coba kok.
Nah, itu cara-cara yang aku lakukan dirumah saat anak-anak demam, dan pastinya cara-cara ini sudah aku konsultasikan dengan dokter spesialis anak aku. Jadi, saat anak demam, ga perlu panik dulu, coba lakukan dulu cara-cara yang aku sharing sambil konsultasi dengan dokter spesialis anak.
Cheers,
