Salah satu cara untuk memilih sekolah terbaik untuk anak adalah dengan school visit atau mendatangi langsung sekolahnya. Biasanya aku akan menyarankan untuk mendatangi kandidat sekolah saat sekolah sedang berlangsung, bukan saat sedang open-house, supaya kita bisa benar-benar melihat kondisi real kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.
Selama di Indonesia, aku sudah beberapa kali melakukan school visit, bahkan meminta school trial ke beberapa sekolah kandidat untuk Sammy, untuk melihat apakah sekolah itu cocok dengan visi misi aku untuk anakku dan kecocokan anakku dengan sekolah tersebut. Biasanya sekolah akan sangat open kok.
Nah, saat pindah ke Thailand, sekolah disini pun juga sangat open kalau kita mau private school tour, supaya mereka bisa tau apa sih ekspektasi kita terhadap sekolah dan mereka juga punya kesempatan untuk kasih lihat kondisi sehari-sehari sekolah mereka. Biasanya mereka akan mengundang kita untuk datang saat kegiatan belajar berlangsung, Sammy bahkan juga ada tahapan untuk ikut ‘taster day’ dimana seharian dia akan ikut belajar bareng di sekolah tersebut, for free. Hal ini sebenarnya beneficial untuk kedua belah pihak, orang tua dan sekolah. Si anak akan bisa merasakan langsung apakah dia cocok dengan sekolah, classmates dan gurunya, sekaligus pihak sekolah juga sekaligus bisa mempromosikan kualitas mereka tanpa advertising tapi dengan real experience.

Kalau memungkinkan untuk school visit/school tour, ada beberapa faktor yang aku sarankan untuk diperhatikan. Silakan dicatat atau diingat-ingat ya.
TEACHERS
- Experience
Usahakan bisa bicara langsung dengan gurunya, coba lempar study case, kalau ada anak gini gitu bla bla bla, dari situ akan terlihat experience dan jam terbang si guru tersebut. - Engagement
Perhatikan engagament dengan students, apakah si guru bisa membuat students tetap excited atau malah studentsnya bosan, tipe diktator atau rigid. Style mengajar akan terlihat jelas disini. - Knowledge
Coba tanya ke salah satu guru, contoh jadwal sehari-hari students (timetable), apakah dia bisa memberi informasi jelas atau terbata-bata. - Background
Aku pribadi akan lebih mantap kalau teachers punya background edukasi dari dunia pendidikan yang related, misalnya guru kimia ya sarjana kimia, guru matematika ya dari pendidikan matematika. Atau kalau sekolahnya menggunakan bahasa pengantar bahasa inggris, aku akan mundur teratur kalau bahasa inggris gurunya berantakan. Kebetulan parents of international schools students disini sangat concern dengan nationality teachers. Jadi biasanya sekolah dengan teachers native speakers dari negara seperti England atau America akan lebih reputable dibanding yang mixed races (Filipina, Singaporean, atau lainnya). Jadi saat school tour, aku akan tanya ke pihak admissionnya, ini teachernya lulusan mana dan pendidikan apa. It is my children’s education at stake dan aku ga bayar murah for it, jadi aku akan tanya detail pastinya. - Teacher Training Opportunities by School
You want teachers yang punya knowledge yang selalu updated dengan perkembangan jaman, mental anak-anak dan common knowledge supaya bisa mendidik anak kita sesuai dengan yang dibutuhkan jaman yang berkembang pesat. Sekolah yang baik pasti akan memperlengkapi guru-gurunya dengan training-training karena guru merupakan bagian dari resources mereka.
FACILITY
- Ruang kelas
Perhatikan spacenya mendukung atau tidak untuk belajar. Hal ini dalam artian bersih, well-presented, rapi, ga sumpek, cahaya matahari masuk dan sirkulasi udara baik. Kita semua tau kalau ruang kelas yang full AC tanpa sirkulasi yang baik akan jadi sarang penyakit apalagi untuk yang alergi debu. Ga masalah sebenarnya kalau sekolah tua tapi kalau sekolah yang maintenance-nya bagus pasti masih akan terlihat well-groomed. Lihat saja universitas seperti oxford, cambridge yang sudah ratusan tahun usianya. - Students and teachers ratio
Berapa perbandingan jumlah guru dalam satu kelas dengan berapa banyak murid. Apakah ada assistant teacher dan helper. Ini hal yang sangat penting karena guru akan sulit fokus kalau terlalu banyak murid. Untuk preschool idealnya 1:4. - Fasilitas umum (outdoorplayground, laboratorium, gym, sports field, cafetaria etc).
Jangan mudah tertipu dengan fasilitas umum yang terlihat wah, karena harus kita bandingkan dengan banyaknya murid yang sekolah tersebut punya. Misalnya sekolah tersebut punya kolam renang olympic size tapi dipakai untuk students dari preschool- grade 12, ini jadinya lebih buruk dibanding sekolah yang punya kolam renang biasa aja tapi dedicated hanya untuk per jenjang. - Jumlah kelas per jenjang
Semakin banyak kelas per jenjang berarti kesempatan anak kita untuk menikmati fasilitas sekolah akan semakin sedikit. Misalnya grade 1 ada grade 1A, 1B, 1C, 1D, 1E, 1F, 1G, bayangkan kalau lagi jam istirahat, mereka semua akan share tempat bermain yang sama. Kalau 1 kelas ada 20 anak aja, untuk grade 1 udah ada 140 anak. Jadi kita bayar mahal untuk fasilitas sekolah mewah hampir ga berguna. - Extracurricular dan clubs
Personally, aku ga mau anakku cuma pintar akademik. Jadi diluar belajar school subjects, aku akan mencari sekolah yang bisa memfasilitasi anakku dengan kegaitan non-akademis baik itu arts, sports, robotics dan lainnya. Sekolah yang punya fasilitas seperti ini biasanya tipe sekolah yang future-minded, yang mempersiapkan anak untuk pintar dari segi SQ dan EQ juga. - Technologies
Sekolah juga sebaiknya punya fasilitas teknologi yang mumpuni karena generasi jaman sekarang sudah harus melek teknologi untuk mengembangkan ilmunya. Ga jarang sekolah yang sudah mulai mengajarkan coding dan lainnya. Jadi red alert kalau uang sekolahnya sudah jutaan tapi fasilitas komputer masih komputer jadul.
SCHOOL CHARACTER
- Curriculum
Ada banyak pilihan seperti british curriculum, IB (international baccalaureate), american curriculum, national curriculum dan lainnya. PASTIKAN kamu tau bedanya dan sekolah tersebut punya kurikulum yang bukan abal-abal. Dalam artian, kalau sekolah tersebut mengakunya sekolah IB, pastikan sekolah tersebut memang terdaftar di lembaga IB resmi, bukan cuma hanya sekedar majang certification aja. Misalnya untuk sekolah IB, kamu bisa cek disini , karena ada sekolah yang program IB-nya hanya ada di level highschool, ada yang dari sejak primary years.
PASTIKAN juga semua teachers yang mengajar juga aligned dengan kurikulum yang sekolah tersebut claim. Kalau sekolahnya katanya sekolah IB, pastikan guru-gurunya juga mampu mengajar IB dan punya certification untuk mengajar IB, karena akan berbeda sekali kualifikasi guru untuk mengajar IB dan kurikulum nasional misalnya. Kita berhak untuk tau dan berhak mendapat guru yang sesuai karena kita membayar untuk apa yang diklaim sekolah tersebut. - Core Value
Apakah sekolah tersebut hanya fokus di kemampuan akademis anak, hanya menghargai anak-anak dengan kualifikasi olimpiade? Atau sekolah juga memberi kesempatan untuk anak-anak yang mau explore minat bakat lain seperti arts dan sports? Ada sekolah-sekolah tertentu yang fokus hanya di academic excellence sehingga anak-anak yang “kurang” berbakat dalam hal pelajaran sekolah otomatis akan tereliminasi dengan sendirinya. Hal ini tentunya ga baik untuk perkembangan mental anak. Nah, pastikan kita tau strength dan weakness anak kita dari awal dan pastikan itu cocok dengan core value sekolah target kita. - Learning Style
Dari school tour akan terlihat apakah sekolah tersebut tipe yang belajarnya bound to class (sekolah jadul yang diam di kelas dari pagi sampai pulang), moving class (pindah-pindah sesuai kelasnya), free-structured (anak dibebaskan sesuai cara belajarnya tapi tetap diberikan project yang terarah). Bahkan akan terlihat apakah pola pengajarannya teacher-centered (dimana guru yang menjadi pusat perhatian didepan kelas) atau cooperative-based dimana pola belajar mengajar lebih didasarkan pada peer-to-peer projects, discussion etc. - School Nature
Biasanya ini kembali lagi ke preferensi awal orangtua. Di Indonesia terutama, banyak yang menjadikan pemilihan sekolah berbasis agama tertentu sebagai pertimbangan. Ada juga yang menjadikan sekolah alam sebagai preferensi. Kalau disini (Thailand), karena anakku masuk international school, jadi tidak ada basis agama tertentu dan memang sejak awal preferensi aku ga mau anakku masuk sekolah karena basis agama tertentu, tapi kualitas utama sekolah lebih aku prioritaskan - School Feel
Ini satu-satunya faktor yang hanya bisa dirasakan kalau kamu datang langsung ke sekolah tersebut. Feel pertama yang kamu rasakan, apakah sekolah tersebut warm, apakah kaku dan strict, apakah free-flowing dan creative, apakah tpe yang busy dan structured. Nah, feel ini kemudian disesuaikan dengan nature karakter anak kita. - Reputation
Track record sekolah salah satu yang wajib dicross check. Jadi kalau sekolah tersebut terakreditasi oleh lembaga-lembaga pendidikan yang diakui worldwide, itu menjadi nilai plus. Contohnya : Council of International Schools (CIS), International Baccalaureate World School (untuk crosscheck bisa disini), dst. Lalu cari tau juga, sudah berapa lama sekolah tersebut berdiri, lulusan sekolah tersebut biasa melanjutkan kuliah kemana, dan seterusnya. Reputasi sekolah kalau di Indonesia sebenarnya mudah sekali didapat dari forum-forum dan review ibu-ibu yang anaknya sekolah disana. Atau simply saat kamu school visit, datangi aja salah satu parents atau students dan tanya-tanya hehe
MISC TO CONSIDER
- Fee
Urusan bayar membayar ini sebenarnya jadi yang paling menentukan. Biasanya setiap sekolah selain ada monthly fee alias SPP, ada juga development fee, registration fee, extracurricular fee, seragam, uang kegiatan, yearbook, field trip, bahkan yang sering terlupakan adalah KENAIKAN uang sekolah setiap tahun. - Transport
Sebagus-bagusnya sekolah, sebaiknya jarak dari rumah ke sekolah ga memakan waktu lebih dari 30 menit, arena yang ada anak keburu cape di jalan. Oleh karena itu baiknya pikirkan juga transport untuk nanti pulang pergi sekolah akan bagaimana, kalau hujan dan banjir apa back-up plannya. Tanyakan ke sekolah apa ada shuttle bus dari sekolah, apakah ada antar-jemput, atau lainnya. - Parents Involvement
Di setiap sekolah pasti ada yang namanya Parents Association, dimana ada perkumpulan orangtua yang fungsinya untuk menyuarakan opini dan masukan ke pihak sekolah kalau diperlukan, sekaligus untuk wadah orangtua saling berkenalan dan berteman. Aku punya pengalaman kurang baik dalam hal ini dimana pihak sekolah sama sekali ga mau mendengar opini orangtua sama sekali. Jadi intinya, apa yang sekolah putuskan ya harga mati, ga peduli ada masukan apa dari orangtua ya ga akan didengar. Hal ini kurang cocok untuk profil aku, karena aku merasa dalam dunia pendidikan ini sebaiknya dua arah, karena dalam mendidik anak, pihak sekolah dan orangtua harus bisa bekerja sama, karena kita saling membutuhkan. Just because aku taro anak aku disekolah itu, it doesn’t mean sekolah bisa semena-mena tanpa mau mendengar opini orangtua sama sekali. - Students’ Manners
Sekolah bukan hanya tempat untuk menjadikan anak kita pintar, tapi juga mendidik untuk punya etika dan budi pekerti anak kita. Pastinya kita ga mau anak kita bergaul dengan lingkungan yang salah kan? Jadi saat school tour, perhatikan studentsnya, are they kind and respectful, sopan atau ga, arogan ga, tipe sosialita atau malah stressful saat pulang sekolah. Pay attention to details. Kita ga mau udah dididik anak cape-cape dirumah untuk jadi well-mannered tapi karena salah pergaulan akhirnya jadi spoiled brats kan.

Nah, setelah semua yang aku jabarkan, ada beberapa hal yang menurutku PALING PENTING untuk kamu consider dalam memilih sekolah terbaik untuk anakmu, yaitu : your child’s personalities, strengths, needs and interests.
Sebagus-bagusnya sekolah tapi kalau anak kita ga enjoy dan having fun, semua jadi sia-sia. Jadi pastikan setelah kita datangi sekolah tersebut DENGAN ANAK KITA, dan si anak bisa ikut trial disitu, si anak merasa enjoy disitu. Karena bukan ambisi parents lagi jadi prioritas, tapi hati dan pikiran si anak juga harus on-board untuk bisa mendapatkan hasil pendidikan yang optimal.
Goodluck!
