Di post kali ini, aku mau cerita pengalamanku ke Thailand dengan membawa anak-anak, tanpa karantina akhir tahun 2021 kemarin. Seperti yang kalian tahu kalau aku sekeluarga pindah ke Thailand karena Daddy anak-anak pindah kerja di Thailand. Nah, disini aku akan share step-by-step kalau kalian mau traveling ke Thailand ditengah pandemi ini sekaligus tips penting untuk kamu yang mau berkunjung ke Thailand.

Sejak tahun 2021, Thailand telah resmi membuka pintunya untuk turis yang mau berkunjung. Namun demikian, syarat kunjungan bisa berubah dalam hitungan hari. Per November 2021, muncul scheme yang dinamakan “test and go”, dimana turis dengan kewarganegaraan yang masuk ke dalam ‘eligible country’ menurut pemerintah Thailand, berhak untuk tidak dikarantina. Aku perjelas ya, maksudnya kita hanya menunggu 24 jam atau sampai hasil test PCR negative keluar, di hotel yang sudah ditunjuk pemerintah, whichever is the soonest. List eligible countries yang boleh masuk scheme ‘test and go’ pun terus di-update, yang bisa dilihat disini.

JALUR MASUK KE THAILAND

Sampai post ini aku tulis ada tiga jalur untuk masuk ke Thailand :

  1. TEST AND GO (no quarantine)
    – hanya berlaku untuk 63 negara yang ada di list pemerintah
    – wajib sudah divaksin minimal 14 hari sebelum keberangkatan (sertifikat vaksin wajib di print hardcopy)
    – wajib punya asuransi covid-19 dengan pertanggungan minimal USD 50,000 (dengan lama coverage sesuai berapa lama akan stay di Thailand)
    – wajib punya Thailand Pass, yang bisa apply disini (http://tp.consular.go.th), setidaknya 7 hari sebelum keberangkatan
    – wajib punya bukti bookingan ASQ hotel yang SUDAH DIBAYAR PENUH untuk day 1 dan day 5 (nanti akan aku jelaskan dibawah)
    – bukti RT-PCR dari negara asal max 72 jam sebelum keberangkatan (ga boleh test sendiri ya)
  2. ALTERNATIVE QUARANTINE (10 hari dikarantina)
    – berlaku untuk SEMUA negara
    – berlaku untuk yang belum vaksin juga
    – wajib punya asuransi covid-19 dengan pertanggungan minimal USD 50,000 (dengan lama coverage sesuai berapa lama akan stay di Thailand)
    – wajib punya Thailand Pass, yang bisa apply disini (http://tp.consular.go.th), setidaknya 7 hari sebelum keberangkatan
    – wajib punya bukti bookingan ASQ hotel yang SUDAH DIBAYAR PENUH untuk selama 10 hari
    – bukti RT-PCR dari negara asal max 72 jam sebelum keberangkatan (ga boleh test sendiri ya)
  3. BLUE ZONE SANDBOX PROGRAM (7 hari dikarantina di phuket/pattaya/samui/huahin, dan daerah lain yang ditentukan – boleh berkeliling yang terbatas pada area tertentu selama karantina)
    – berlaku untuk SEMUA NEGARA
    – wajib sudah vaksin min 14 hari sebelum keberangkatan (bukti sertifikat vaksin di print hardcopy)
    wajib punya asuransi covid-19 dengan pertanggungan minimal USD 50,000 (dengan lama coverage sesuai berapa lama akan stay di Thailand)
    – wajib punya Thailand Pass, yang bisa apply disini (http://tp.consular.go.th), setidaknya 7 hari sebelum keberangkatan
    – wajib punya bukti bookingan ASQ hotel yang SUDAH DIBAYAR PENUH untuk selama 7 hari di daerah SANDBOX
    – bukti RT-PCR dari negara asal max 72 jam sebelum keberangkatan (ga boleh test sendiri ya)

TEST AND GO SCHEME

Tentu saja aku pilih cara yang pertama ya, test and go scheme, tanpa karantina. Pasti kalian binung, tanpa karantina tapi kok harus booking hotel? Yes, jadi sistem di Thailand itu turis tidak di PCR di airport tapi di hotel langsung. Demi keamanan bersama, jadi setelah turis mendarat, akan langsung dibawa ke hotel dan akan di PCR pada area khusus atau kamar hotel masing-masing. Jadi turis menunggu di kamar hotel sampai hasil PCR keluar. Kalau dalam 6 jam sudah keluar hasilnya negative ya kita sudah boleh meninggalkan hotel.

Hotel yang dipilih pun harus yang ada tulisan SHA+ yang artinya sudah di-approve oleh pemerintah Thailand. Harga yang kita bayarkan ini biasanya sudah termasuk biaya RT-PCR, airport transfer (dari airport ke hotel, PRIVATE), dan breakfast. Range harga bermacam-macam, dengan perhitungan harga dihitung per individu. Jadi kemarin Sammy dan Samantha pun dihitung masing-masing sendiri.

PERSIAPAN SEBELUM KEBERANGKATAN (jalur test and go)

  1. Tiket Pesawat
    Penerbangan dari Indonesia ke Thailand yang direct, setahu aku cuma ada seminggu sekali, jadi pastikan tanggalnya pas dengan jadwal kamu nanti di Thailand mau ngapain aja. Aku pilih tiket pesawat dengan kelas bisnis, karena yang aku tahu maskapai dimanapun sudah tidak ada social distancing. Jadi karena aku bawa anak-anak, aku berpikir kalau kelas bisnis jarak antar penumpang akan lebih jauh-jauh. Ini juga pertama kali Samantha naik pesawat dan Sammy setelah 2 tahun ga traveling, jadi aku pikir demi kenyamana mereka juga. Beruntungnya, di flight kami kemarin, satu area penumpangnya hanya kami. Pelayanannya pun impressive sekali, bahkan aku sampai bisa nitip Samantha ke stewardessnya saat aku mau ke toilet.

2. Booking Hotel SHA+
Mau scheme apapun yang kamu ambil, kamu wajib punya bookingan hotel yang SUDAH DIBAYAR. jadi ga bisa ya model dummy-dummy, karena si hotel ini akan mengeluarkan kode booking untuk nanti kamu input di Thailand Pass. Jangan lupa, hotelnya harus yang ada tulisan SHA+ ya, artinya sudah diapprove oleh pemerintah thailand. Kalau kamu pergi 2 orangtua dengan 1 bayi dan 1 balita, berarti kamu harus membayar 4 pax dikalikan jumlah berapa malam kamu harus tinggal di hotel tersebut (tergantung scheme yang kamu pilih).

Saat itu aku pilih tinggal di 1 bedroom studio hotel di Ascott Silom. Total 2 dewasa, 1 bayi (dibawah 2 tahun) dan 1 anak, seharga THB 16,500 untuk 1 malam (karena aku masuk jalur test and go). Harga yang aku bayarkan ini sudah termasuk : airport transfer, RT-PCR test day 1 dan day 7, dan breakfast. Luas ruangannya 97 m2 lengkap dengan dapur dan mesin cuci.

3. Travel Insurance (with covid-19 coverage)
Ini juga wajib untuk kamu booking dulu ya sesuai lamanya kamu akan tinggal di Thailand. Jangan lupa minimum coverage Covid-19 harus USD 50,000. Aku pakai AXA karena itu yang direkomendasikan expat-expat disini. Harganya untuk 14 hari sekitar 500 ribu rupiah. Nomor sertifikat yang diterbitkan nantinya wajib dimasukkan dalam aplikasi Thailand Pass.

4. Sertifikat Vaksin
Siapkan sertifikat vaksin dan QR code dari sertifikat vaksin tersebut (dicrop aja dari sertifikat vaksin yang di pedulilindungi), karena nanti ini akan diinput di aplikasi thailand pass. Sertifikat vaksin ini juga wajib di print ya untuk nanti pengecekan di airport Thailand.

4. Thailand Pass
Ini syarat utama buat masuk ke Thailand sekarang. Ga peduli kamu udah punya visa apapun, tanpa Thailand Pass, kamu ga akan bisa masuk. Aku daftar 2 minggu sebelum keberangkatan. Syarat untuk bisa daftar ini, kamu udah harus bayar hotel untuk kamu karantina (baik test and go ataupun sandbox ataupun alternative), bookingan tiket pesawat, dan asuransi covid-19. Cara pengisian Thailand Pass sebenarnya mudah kok, tinggal ikuti saja pertanyaannya. Kalau dokumen kamu lengkap, harusnya Thai pass kamu sudah approve dalam waktu kurang dari 7 hari. Aplikasi Daddy diapprove hanya dalam 6 jam saja.

5. Visa
Kalau kamu dari Indonesia, maka sebenarnya kamu masuk kategori visa exemption yang artinya bebas masuk tanpa visa selama 45-90 hari (aku lupa pastinya). Tapi karena aku akan tinggal lama disini, jadi aku dan anak-anak pakai visa Non-immigrant O. Jadi kalau kamu berencana mau tinggal lama, pastikan aturan mengenai visa ga berubah.

STEP-BY-STEP SAAT KAMU MENDARAT DI BANGKOK

  1. Menuju Kursi Untuk Pengisian Formulir
    Setelah pesawat kamu landing, kamu akan langsung diarahkan menuju deretan kursi seperti ini. Ga ada petugas dengan baju hazmat yang lebay karena mereka percaya kamu ga akan kabur. Semua jalur sudah jelas terpampang di papan petunjuk, jadi kamu ga akan nyasar kok
  2. Pengisian Formulir

    Setelah kamu menunggu di kursi ini, akan ada petugas-petugas pakai vest yang mendatangi turis satu per satu, untuk kasih formulir dan menjelaskan gimana cara mengisinya. Karena aku bawa anak-anak, bahkan mereka bantuin aku untuk tulisin. Setiap orang wajib mengisi formulir, jadi Sammy dan Samantha juga punya formulir masing-masing.

    Untuk mempercepat pengisian formulir, siapkan hardcopy dokumen berikut sebelum turun pesawat :
    – arrival card yang sudah diisi (dibagikan saat di dalam pesawat)
    – thailand pass
    – passport
    – asuransi covid-19
    – bukti pembayaran hotel SHA plus (yang ada kode bookingnya)
    – tiket pesawat
  3. Menuju Counter “thailand pass”
    Disini pengecekan pertama untuk memastikan semua dokumen kamu lengkap, sesuai syarat yang diwajibkan thailand pass. Di counter ini kamu akan dapat 1 formulir yang sudah kamu isi tadi dan 1 slip warna pink.
  4. Menuju Counter Imigrasi
    Disini seperti pengecekan pada umumnya ya, jadi nanti kalau yang mau visa exemption juga bakal dicap disini passportnya. Scan fingers dan difoto juga. Samantha cuma foto aja, ga scan fingers.
  5. Baggage Claim
    Ga seperti di Indonesia yang harus berjam-jam menunggu bagasi datang, disini bagasi sudah ready di conveyor belt dan sudah disiapkan trolley-trolley didepan conveyor belt untuk memudahkan turis mengangkat koper. Ga ada porter yang bisa bantuin angkut disini, semua harus mandiri ya
  6. Menuju Counter Hotel

    Dengan membawa koper-koper, kamu akan langsung keluar (kalau oleh security kamu dicurigai, maka koper kamu akan dicek lagi melewati conveyor security check). Begitu keluar, suasana ramai sekali, dan banyak deretan counter-counter dengan nomor, ini adalah deretan counter hotel SHA plus. Ga usah bingung, akan ada petugas-petugas yang memakai vest yang akan membantu kamu untuk mengarahkan hotel kamu ada di counter berapa. Jadi kemarin aku cuma kasih formulir booking-an hotelku dan si petugas langsung mengarahkan aku ke counter hotel Ascott yang sudah aku book.
  7. Di Counter Hotel

    Disini dokumen kamu dicek lagi oleh pihak perwakilan hotel. Aku kasih semua aja dokumen-dokumen beserta passport dan lain-lain. Ga ada 10 menit, kamu akan diantar oleh petugas hotel tersebut buat ke private van yang akan mengantar kamu ke hotel. Nah sembari menunggu van-nya datang, ada counter-counter yang jual simcard disamping counter hotel.
  8. RT-PCR Pertama


    Di dalam private van ga akan ada orang lain selain kamu atau group kamu. Tergantung kebijakan hotel kamu, PCR test pertama kamu bisa dilakukan di hotel atau drive thru. Kalau kemarin aku drive thru langsung SEBELUM menuju hotel. Jadi van akan berhenti di station pertama RS, lalu akan ada suster-suster yang buka pintu dan kasih tabung-tabung berlabelkan nama kita DAN voucher discount untuk RT-PCR lain. Lalu van akan menuju station kedua dimana akan ada suster-suster lagi yang mengambil sample dan serahkan tabung-tabung yang tadi dikasih di station pertama. Pengalaman aku kemarin, untuk dewasa yang dicek hidung dan mulut, dan anak-anak hanya dari mulut. Tapi setiap rumah sakit atau hotel bisa jadi punya cara berbeda ya.
  9. Menuju Hotel
    Setelah tadi dari station kedua, van langsung menuju hotel. Disini kamu langsung check-in seperti check-in hotel biasa aja, setelah itu kamu akan langsung menuju kamar kamu dan ga boleh keluar-keluar lagi sampai hasil PCR negative kamu keluar. FYI, hasil PCR akan diselipkan dibawah pintu kamar dan di-email, perkiraan 6-12 jam dari waktu sample diambil.
  10. RT-PCR pertama Negative, Bebas, RT-PCR Kedua

    Setelah kamu bebas, jangan lupa bahwa antara hari 5-7 kamu wajib datang lagi ke RS yang ditunjuk oleh pemerintah PCR kedua. Pengalamanku kemarin, PCR kedua pada dasarnya gratis di SEMUA RUMAH SAKIT YANG DITUNJUK PEMERINTAH, dengan syarat MENUNJUKKAN SLIP PINK yang didapat dari sejak di airport counter thailand pass bukan voucher yang diberikan saat PCR pertama. Jadi ga wajib di RS yang sama dengan PCR pertama. Nah info dibagian ini yang aku sama sekali ga dapat dari blog-blog manapun, atau bahkan dari pihak hotel.


    Pengalamanku kebetulan kemarin itu hari ke-6, kami datang walk-in (karena dikira udah otomatis) ke RS PCR pertama dan kami ditolak. Mereka bilang kalau mau PCR kedua harus buat appointment 3-4 hari sebelumnya sedangkan saat aku coba telepon sehari sebelumnya ga ada yang angkat sama sekali. Terus mereka bilang bahwa voucher yang dikasih itu bukan untuk PCR gratis tapi POTONGAN DISKON. Jadi misalnya kamu mau 1 bulan di Thailand, nah pas mau pulang kan kamu butuh PCR kan, dengan kamu tunjukkin voucher dari RS itu kamu bisa dapat potongan discount sebesar angka yang tertera di voucher itu. Sedangkan PCR kedua yang diwajibkan pemerintah itu memang sudah dari sananya gratis, yaitu dengan menunjukkan pink slip aja, TAPI TAPI TAPI PCR kedua harus di rumah sakit yang ada di list pemerintah, ga boleh asal pilih rumah sakit terus bayar sendiri. Jadi buat PCR kedua kemarin kami datang ke rumah sakit yang ada di list tersebut, dan kami menunggu sekitar hampir 2,5 jam, setelah itu pulang dan menunggu hasil 24 jam.

    Nah, peraturan terbaru per 1 February 2022, setau aku, kamu ga boleh lagi cuma datang ke RS lalu pulang. Jadi setelah PCR hari ke-1 negative, kamu boleh bebas traveling kemanapun, tapi di hari ke-5, kamu wajib booking hotel lagi dan stay 1 malam lagi di hotel itu sampai hasil PCR negative keluar. Jadi jangan lupa booking hotel SHA plus-nya untuk 2 malam ya. Saranku, selalu cek info terbaru di www.bangkokpost.com karena peraturan bisa berubah hitungan hari.

FAQ

  1. Apakah bayi dibawah 2 tahun perlu RT-PCR sebelum keberangkatan?
    Yes. Aku pakai prostasia clinic di Indonesia
  2. Apakah bayi dibawah 2 tahun perlu travel insurance dengan covid-19 coverage?
    Yes.
  3. Apakah bayi dan anak-anak dihitung dalam pembayaran hotel karantina?
    Yes, ada harga terpisah sendiri untuk bayi dan anak-anak, hanya sedikit selisihnya
  4. Apakah boleh delivery makanan selama karantina?
    Yes, dibantu petugas hotel yang akan mengambil uangnya, kemudian bayar dan mengambil makanannya dari ojol.
  5. Apakah boleh dikunjungi tamu dan terima barang dari luar?
    No.
  6. Apakah RT-PCR kedua gratis?
    Per 1 Februari 2022 sudah tidak gratis karena kamu juga harus booking hotel untuk PCR kedua (di hari ke-5) sebelum kamu berangkat dari Indonesia
  7. Apakah boleh traveling bebas setelah PCR pertama dinyatakan negative?
    Yes, boleh kemanapun asal hari ke-5 kembali lagi menginap di hotel SHA plus yang sudah dibooking (peraturan baru, kalau aku kemarin ga perlu menginap hotel)
  8. Apakah thailand pass bisa ditolak?
    Yes bisa, tapi kamu bisa mengajukan banding menanyakan kenapa ditolak ke email yang tertulis.
  9. Apakah masuk mall di Thailand di cek sertifikat vaksin?
    No, tapi beberapa hotel, cafe, playground anak-anak, restaurant tertentu minta kamu menunjukkan sertifikat vaksin kamu. Siapkan aja soft copynya.

TIPS :

  • Disarankan pakai email dari gmail supaya thailand pass bisa diterima cepat, karena banyak kasus email dengan domain hotmail tidak bisa menerima konfirmasi thailand pass.
  • Di dalam pesawat, jangan makan berbarengan dengan penumpang lain karena disaat semua buka masker, resiko penularan virus sangat tinggi. Jadi aku dan anak-anak makan setelah penumpang lain selesai makan.
  • Saat di counter hotel SHA plus di airport, coba cek di meja mereka biasanya sering ada “free simcard” untuk turis, kamu boleh ambil gratis dan biasanya free paket 1 minggu dengan kuota beberapa GB.
  • Provider simcard yang aku rekomendasikan : AIS atau TRUE. AIS lebih mahal tapi lebih stabil dan signal lebih kuat.
  • Ketika sudah check-in ke dalam kamar hotel dan kamu lapar, kamu boleh pesan grabfood. Bilang aja ke receptionist kalau kamu mau pesan makanan grabfood, biasanya akan ada pihak hotel yang ambilkan uang kamu, bayarin ke driver grab, lalu antarkan ke kamar kamu.
  • Kalau kamu bawa anak, pastikan bawa masker ganti. Tips traveling dengan anak yang lain bisa dilihat di post ini.
  • Pink dan white slip yang didapat dari airport thailand pastikan JANGAN SAMPAI HILANG, karena itu bukti untuk PCR kedua.
  • Pastikan kamu print hardcopy dokumen berikut : travel insurance, sertifikat vaksin, bukti PCR negative dari negara asal (buat di airport Indonesia sebelum berangkat), QR code thailand pass, bukti booking hotel SHA plus.
  • Arrival card yang diisi di pesawat jangan sampai hilang, karena kecil takutnya terjatuh saat diperiksa dokumen berkali-kali.
  • Pakai masker N95 (bukan KN95) DIDOUBLE dengan masker medis biasa untuk dewasa, jadi per 4 jam nanti yang dibuang hanya masker medisnya saja. Untuk tips bagaimana aku traveling aman dengan anak-anak di tengah pandemi, nanti akan aku share di post lain ya.

Kondisi di Bangkok sendiri relatif aman kok, semuanya taat protokol, sampai tukang makanan keliling, pedagang kaki lima di pasar-pasar, petugas kebersihan aja ga ada yang cuma pakai masker kain. Sanitizer tersebar dimana-mana dan semua sadar diri untuk pakai masker. Asal kita taat protokol (social distancing, masker ga lepas, sering-sering cuci tangan/hand sanitizer) niscaya semuanya sehat dan aman ya.

Happy traveling!

Similar Posts